Sabtu, 24 Maret 2012

Panggung Terapung

Mengapungkan panggung ke Kalimalang
Oleh Irman Syah
Membahasakan sejarah peradaban manusia melalui media kesenian, dalam hal pertunjukan Musikalisasi Puisi, Monolog, Situn, Teater dan Musik  tentulah akan terasa mengalir, lembut dan menyentuh. Komunikasi ini akan jauh berbeda dengan kegiatan seremonial biasa di tempat dan gedung sebagaimana event yang sering dilakukan selama ini. Wacana yang tercipta akan lebih cepat terserap kedalamannya di ruang-ruang dasar jiwa manusia. Semoga menjadi magnit dan dapat mengikat manusia lain lewat budi pekerti keseharian.

Kreativitas semacam Panggung Terapung ini diharapkan mampu membangun kesadaran manusia betapa pentingnya sejarah; perjalanan hidup dan perjuangan manusia untuk dirinya sendiri dan juga negara, bangsa, bahasa dan tanah-air.

Untuk pikiran inilah Sastra Kalimalang menjadikan hamparan Kalimalang sebagai tempat yang tepat untuk merespon dan menyosialisasikan gagasan serta mengalirkan kedamaian yang abadi bagi ‘sungai’ dalam jiwa. Dengan mengambil nama Kalimalang, semoga kenyataan ke depan akan selalu ‘mujur’. Kenyataan lahir tentulah akan menunjukkan yang batin:  semoga  kebersihan Kalimalang dapat menjadi citraan tentang ‘kebersihan’ jiwa kita.

Begitulah Bekasi, daerah yang plural serta memiliki peristiwa dan keragaman serta keunikan sejarahnya. Semua terabadikan dalam bentuk peninggalan-peninggalan serta catatan-catatan dan dokumentasi. Dengan demikian, lewat ‘Dokumentasi Karya’ penyair yang karyanya dimuat di ‘Sastra Kalimalang’ Radar Bekasi tentu akan dapat memberikan kontribusi bagi kota ini. Dengan begitu, sejarah-budaya kian menjadi  penting untuk ditelusuri.

‘Panggung Terapung dan Pentas Pinggir Kali 2’ 9 April mendatang ini akan menitikberatkan acuan pada kekinian kenyataan serta silang sengkarutnya persoalan kehidupan manusia yang memang jamak di negeri ini. Sebagai sebuah komunitas yang berbicara lewat karya sastra dan memanfaatkan pluralitas bunyi yang telah dikomposisi, tentu akan berbuat dan bersinergi dengan siapa pun dalam menghadirkan Grup kesenian, Penyair dan Sastrawan serta Budayawan.

Kehadiran Tokoh, baik Seniman, Budayawan, Intelektual, Jurnalis, Dosen, Mahasiswa, Tukang Ojek, Pedagang, Tukang Tambal Ban, Sekuriti, Seniman Jalanan,  dan lapisan masyarakat lainnya tentulah akan mengangkat harkat dan citra “Identitas Budaya Bangsa” melalui bahasa dan karya-karya pilihan yang telah diramu secara puitik dengan komposisi musikal yang harmoni.

Pagelaran ini berusaha mewujudkan harapan dan Jatidiri Bangsa bagi Indonesia yang Merdeka dan Berbudaya. Ini pun dapat melahirkan panggung alternatif dalam dunia hiburan yang lebih edukatif dan dinamis. Apalagi dengan adanya Perpustakaan Pinggir Kali yang biasanya mengawal Kalimalang sebagai tempat latihan kesenian, nongkrong, diskusi, sambil membalik-balik buku yang diambil dari perpustakaan.
RoKer’S, 20 Maret 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar