Sabtu, 24 Maret 2012

Cahaya Dalam Penjara

INILAH MAKSIATKU
INILAH TAUBATKU

Oleh: A Kusuma Putra

aku salah ya …. Robb
maksiat kusangka cokelat
yang gampang kujilat-jilat
maksiat kusangka alpukat
yang selalu kuanggap nikmat
maksiat kusangka ketupat
yang gampang kulipat-lipat
maksiat kusangka tomat
yang membuatku muncrat
maksiat kusangka jimat
yang membuat aku kehilangan jiwa makrifat
padahal setelah kusadari
maksiat adalah sang keparat
maksiat adalah pintu muslihat
maksiat adalah pintu dzulumat
maksiat adalah gudangnya penghancur umat

sedang taubat adalah panji-panji
yang tak kupandang bak bidari-bidari
yang aku selalu berlari dan berlari
yang tak ingin berada di dalam dekapannya
meski aku tau taubatlah sang penyelamat penuh rahmat
memiliki keagungan di mata yang merindukan ampunan

kini bersamanya Ya Rahman Ya Ghafur
aku tak ingin tertipu terus menerus
menjadi kelinci yang tak tau jati diri
karena ‘ku yakin lewat tanganku
yang penuh bersimbah darah
aku ingin kembali meraih alam fitri
kebesaran-Mu masih membuka pintu anugerah
karena Engkaulah sang pemilik alam maghfirah

KETIKA PARA NABI PUN BERTAUBAT
Oleh: A Kusuma Putra

mari belajar kepada para nabi
mereka adalah guru para penganjur dan
pengamal kesucian
mari belajar kepada para nabi
mereka adalah para pemilik keteladanan dan
para pemilik kunci kebenaran
mari kita belajar kepada para nabi
mereka adalah para pewaris hakikat cinta dan
hakikat yang mencintainya
mari belajar kepada para nabi
mereka adalah para pengenal hakikat Tuhannya dan
para pengenal hakikat dirinya
meski padanya memiliki kehilafan sebutir pasir
para nabi tetap sujud dalam lautan dzikir
tetap merendah dalam wajah tengadah
tetap bertaubat kepada para pemilik jagat
taubatnya mengakar kokoh, sekolah langit dan bumi
taubatnya menukar kegelapan kepada cahaya
taubatnya penuh keharuman mengharumkan dunia
taubatnya telah menggenggam dunia dalam dekapan ma’rifatnya
dan akhirnya binatang, tumbuh-tumbuhan, langit, bumi
serta seisinya bertasbih, berdoa dalam lingkaran doa
para penjaganya

GORESAN-GORESAN SANG PENDOSA
Oleh: A Kusuma Putra

Ya dzat penuh ampunan Ya Ghafur…… !
Ya dzat penuh kasih sayang Ya Rahman….!
Engkau menyuruh aku jalan yang lurus
aku memilih yang bengkok
akhirnya aku terseok

Engkau menyuruh aku
mengucilkan diri
aku mengotorinya dan
kini aku hidup dalam debunya

Engkau menyuruh aku
mengabdi kepada sang ilahi
kini aku mengabdi pada sang nafsu birahi
akhirnya aku kehilangan jati diri

Engkau menyuruh aku
tegap menhadapi bulan,
menghadapi panasnya mentari dan
kemilaunya kehidupan
justru aku tergulung oleh selimut hangatnya

Engkau menyuruh aku
menjaga amanah agama, amanah ibadah,
amanah harta, amanah tahta dan
amanah keluarga
justru celupan itu telah kutukar
dengan semangat berbaju cinta dunia dan
selanjutnya aku berakhir menjadi budaknya

Engkau menyuruh aku
jangan menghampiri jalan yang bathil
kini aku merasa bangga terdampar di dalamnya
dan jadinya aku kehilangan
hati menjadi mati, mata menjadi buta,
telinga tak lagi peka
anugerah cahaya telah berubah gelap gulita

Engkau menyuruh aku
menjaga hubungan baik dua arah
hablum minallah dan hablum minannas
malah aku berbalik arah mendzolimi diri,
mendzolimi sesama dan mendzolimi Tuhannya
akhirnya perlahan-lahan hukum membalasnya,
menghinakannya dan menghancurkannya.


AKU TAU AKU SALAH
Oleh: Lili Tridayanti

Tuhan
aku tau aku salah
tapi aku tak tau arahku hendak ke mana
mulut kecil ini hanya dapat berucap
jemari tangan hanya dapat kutengadahkan
mengharap belas kasihMu

Tuhan
aku tau aku salah
tapi bila aku tak melakukannya
mereka menangis lirih merintih
menyayat hati membuat pedih

Tuhan
aku tau aku salah
tapi bila tak kulakukan
mereka yang yang kucintai berada di sini

ampunkan aku Tuhan
aku tau aku salah

masih adakah cahaya harapan
yang menyinari langkahku
untuk menggapai masa depan
yang mungkin masih tersisa

ampuni aku Tuhan
aku tau aku salah

tak adakah kesempatan buatku
untuk memperbaiki salah ini
untuk memulai dari awal lagi

Tuhan
aku tau aku salah

BINGUNG, AKU BINGUNG
Oleh : Jamaludin

bingung …..
aku bingung

salah,
aku serba salah

sedih,
seringkali aku bersedih

menagis,
bahkan aku sering menagis

aku baik,
tetap dicibirkan

aku brengsek,
tetap dikucilkan

sungguh….
hidupku serasa tak bermakna
jasadku hidup serasa tak bernyawa
aku ada serasa hilang
aku dianggap sampah yang terbuang

padahal…
aku ingin hidup dalam pelangi cinta
yang ingin lepas dari beban derita
yang ingin berlari menikmati indahnya dunia
yang ingin bebas menjadi jiwa yang merdeka
yang ingin mendapat pengakuan sebagai insan biasa
yang selalu rindu menjadi makhluk fitri
meski lingkaran dosaku belum terkubur di bumi

aku mendambakan kasih dan sayang dari sesama
aku mengharapkan rahmat dan ampunan dari maha pengampun
meski banyak manusia membenciku
aku takkan membalas dengan kebencian

DUNIA PANGGUNG SANDIWARA
Oleh : Indra

ketahuilah dunia yang kita singgahi ini
seperti fatamorgana
disangka memiliki hakekat yang tetap
padahal tidak

dikejar untuk digapai
tapi tak pernah sampai
orang yang kehausan disangka air
tetapi setelah didekati tidak ada apa-apa

banyak orang bijak menasihati
orang yang mengejar dunia dengan melupakan akhirat
adalah orang yang tidak berakal

sebab mereka mendahulukan khayalan
daripada kenyataan
lebih mendahulukan kenikmatan sesaat
daripada kenikmatan abadi

dan lebih mendahulakan negeri yang fana
dari pada yang kekal

MERATAP
Oleh : Dra Andryani

pipi ini basah
lidah kelu
nafas seakan tak seirama
mengapa harus seperti ini

ampuni aku…. maafkan aku
tidakkah cukup deraan yang kualami
badan ini mulai layu
langkah tak lagi terarah
mata kehilangan arah
tangan tak mampu menggapai

duduk dan meratap
berharap ada ampunan yang datang
berharap ada kesempatan yang bertobat
di akhir usia yang tersisa

duduk dan meratap
berharap bibir ini mampu berucap

matikanlah aku dalam khusnul khatimah

amin….


NIKMAT-MU
oleh: M Furqon

heningnya malam berganti pagi
hujan baru saja berhenti
hangat mentari beri salam lagi
seiring burung-burung bernyanyi sambut hari berganti
kepala doa yang selalu kubaca
temani langkah mulai hari

kembali ‘ku bertanya dalam hati
tentang yang telah terjadi

kadang aku marah saat malam indahku pergi
jangan !
jangan pagi kauhadirkan
biarkan malam terus berlalu
jangan !
jangan mentari kauterbitkan
kumohon padaMu Tuhan

aku berteriak di tengah gemuruh genderang
seperti deburan ombak yang memecah karang
kemudian aku berdiri di atas gedung menjulang tinggi
pandangi bulan bertetangga bintang tapi tak bersua

Allah, katanya Engkau maha mendengar
Allah, Engkau maha mengetahui
Allah, katanya Engkau maha pengasih dan penyayang
bukankah hanya Engkau yang mengetahui nurani

apakah bromocorah sepertiku
tak pantas meminta kepadaMu ?
sungguh aku merasa sangat kecil menatap megaMu

gema adzan sentuh telinga
aku masih bisa rasakan getaran itu
ya Allah ya Tuhanku, ya rahman ya rahim
aku mohon kepadamu
tanamkanlah ayat-ayat suci Al-Qur’an dalam diriku
agar aku dapat aku dapat selalu sukuri nikmatMu
sampai batu nisan torehkan namaku
lalu malaikatMu menemani langkahku menuju
singgasana surgaMu

RASA YANG HILANG
Oleh: Nila Hapsari

Aku termangu seusai salat
biarkan menit-menit berlalu
jiwa kerdilku mencari rasa
yang telah lama pergi itu
dalam hening kusiagakan inderaku
namun rasa itu tak jua muncul

pandangku tertuju pada sajadah
dihias gambar masjid nan indah
lalu kuangkat kedua telapak tanganku
mendekati wajah
kuhirup udara perlahan
seolah bisa perlambat waktu
tapi mengapa masih tersisa gundah?

raga ini masih sama
lantunan doa tak pernah alpa
lantas apa yang hilang?

seketika diriku terguncang
kala terbersit tanya:
Tuhan, apa Kau sudah tak sayang?

Bekasi, 210312

IA MAHA TAHU
Oleh: Nila Hapsari

aku, kamu, dan mereka
kita sama di mataNya
di bilik hati kita
jiwa-jiwa tengadah

aku, kamu, dan mereka
bahasa kita berbeda
berharap dijamah
pasrah...
Bekasi, 210312

KAMBING HITAM
Oleh : Dian Rusdiana

jejeran besi-besi hitam itu
kokoh memasungku dalam kepalsuan
kekuasaan dan uanglah yang telah kupertuhankan
menjadi kambing hitam kujalani ‘tuk penuhi
semua nafsu duniawiku

nuraniku menjerit
batinku menangis
demi tujuh turunan
kuraup semua kepahitan hidup ini
sampah masyarakat
itulah julukan yang kuterima

andai kutebar semua kebusukan mereka
maka hancurlah negeri ini
biarlah aku yang menjalani hukuman ini
tetapi dosa mereka yang tanggung sendiri
aku hanya berharap semoga tak ada lagi
sampah-sampah masyarakat
yang berserakan di gedung-gedung mewah

Bekasi, 18 Maret 2012

BANGSAKU
Oleh : Ir. Hj Dial Hasan

mengapa bangsaku kudapati pilu..
bencana menimpa di mana – mana
korupsi bukan berhenti
satu demi satu tokoh bangsa berpulang..
namun pengganti beliau belum jua datang

mengapa negeri kudapati pilu...
nasionalisme tergerus individualisme
konsumerisme elite negeri tak terkendali
patriotisme berganti pragmatisme...
negeri subur tapi banyak penganggur
alam kaya tak memberi apa – apa
meski negeri ini miskin tapi ada Limosin..
meski negeri ini miskin tapi ada Merci
meski negeri ini miskin tapi ada Jaguar

mengapa bangsaku pilu....
dulu demokrasi terpasung terbelenggu kekuasaan otoriter
kini kita berada pada era reformasi segala bebas tanpa batas..
atas nama reformasi setiap orang boleh demonstrasi
atas nama demonstrasi setiap orang bebas mencaci maki...

Ya Allah,,,
inikah bangsaku?
tidak Ya Allah...
tidak Ya Allah...
tidak Ya Allah...
bangsaku bangsa beradab....
bangsaku bangsa yang santun...
bangsaku bangsa yang penuh kasih..
bangsaku bangsa yang ramah...

Kembalikan bangsaku yang dulu......


SITUN Kong Guntur Elmogas

berenang nyampe ke Tanjung
berbasah di ujan grimis
waktu senang banyak temen berkunjung
sekarang susah, kita da kaya pengemis

ngumbah popok bakal bendera
tiangnya keker ngarep bekibar
saya ngga kapok saya ngga nyera
jalan nyeng bener masihlah lebar

kampung nangka dukunnya manjur
penderepnya Ence Maspuroh
makin langka orang yang jujur
jangan lu pada ngarep maghfiroh

RAMAHLAH BEKASIKU
Oleh Ir. Hj Dial Hasan

selamat sore Bekasi..
Bekasi sayang, engkau tak ramah menyambut salamku.....
Gerah menahan panasnya sore ini ketika aku menapaki panggung ragamu...
panas ini semakin terasa,,
panas kala di dalam dirimu
penuh kericuhan seakan tak berujung

ketika kutengok golongan di atas,
golongan berusaha merebut jantungmu...
tanpa etika tanpa rencana, tapi engkau yang mendapat bencana
engkau satelit ibu kota,, tapi angan ini kapanlah sampai...

bilakah Allah memberkahi kota ini?
bilakah Allah merahmati kota ini?
bilakah Allah mengasihi kota ini?

andai dirimu ramah penuh berkah
andai dirimu ramah penuh kasih sayang
andai dirimu ramah penuh senyuman
pohon – pohon dragamu bisa menyejukan dengan segarnya tiupanmu...

Bekasiku.....
sambutlah tangannku ini, menyambut ramah salamku padamu.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar