Sabtu, 25 Februari 2012

Romantisme

ROMANTISME SESUNGGUHNYA merupakan sebuah aliran dalam karya sastra yang mengutamakan degap-degup rasa yang mampu mengukir usaha untuk mengungkapkan perasaan yang dituangkan ke dalam karya sastra. Romantisme dianggap sebagai aliran yang lebih mementingkan penggunaan bahasa yang indah, mampu mengawangkan diri jauh terbang ke alam mimpi. Pengalaman romantisme adalah pengalaman yang hanya terjadi dalam angan-angan, seperti lamunan sepasang kekasih.

Jika Romantisme diolah dengan cara dewasa maka akan mampu melahirkan karya yang monumental. Contoh penggarapan semacam ini dapat dilihat dari karya agung William Shakespeare ‘Romeo Yuliet’, atau ‘Les Misarables’ karya Viktor Hugo. Di Indonesia, kenyataan yang sama juga dapat dilihat lewat karya ‘Siti Nurbaya’-nya Marah Rusli, ‘Hilanglah si Anak Hilang’ karya Nasjah Jamin, atau ‘Dewi Rimba’karya Nur Sutan Iskandar. Dengan begitu akan bisa muncullah semangat berkarya yang tak hanya sekadar.

Apabila seorang pengarang berusaha untuk mengungkapkan perasaan sebagai dasar perwujudan pemikirannya dan pembaca tersentuh karenanya: hal ini tentulah sebuah usaha dan kerja keras lewat pengungkapan yang seindah-indahnya dan tentu pula dengan kemasannya yang sesempurna mungkin. Maksimalitas semacam inilah yang mesti dimiliki oleh pengarang agar apa yang ditulisnya menjadi sesuatu yang sesuai dengan harapan.

Aliran romantik biasanya dikaitkan dengan masalah cinta karena masalah ini memang membangkitkan gairah dan emosi, tetapi anggapan demikian tidaklah selamanya benar.
Sesungguhnya Romantisme pada awalnya muncul dan timbul sebagai reaksi nyata terhadap rasionalisme yang menganggap segala rahasia alam bisa diselidiki dan diterangkan oleh akal manusia. Dengan begitu, nyatalah aliran Romantik berusaha mengungkapkan perlawanan.

Pengarang romantik mengawang ke alam khayal, pelukisannya pun indah sehingga mampu membawa pembaca ke alam tak terduga: yang dilukiskannya  mungkin saja sesuatu yang pernah terjadi, tetapi semua itu mengutamakan keharuan rasa bagi pembaca. Bila seseorang berada dalam keadaan gembira, maka suasana sekitarnya pun harus pula memperlihatkan suasana yang serba gembira, hidup, dan berseri-seri. Demikian juga sebaliknya. Kata-kata yang terpilih pun (diksi) adalah sebuah usaha untuk melakukan perbandingan-perbandingan yang muluk-muluk.

Aliran romantik bisa dilihat dari dua sisi: 1). Romantik Aktif dan 2). Romantik Pasif. Yang pertama pelukisan bahasanya dapat menumbuhkan semangat dan perjuangan, serta mendorong keinginan untuk maju, sementara yang kedua lebih cendrung pelukisan khayal yang bersedih-sedih dan ini melemahkan semangat perjuangan.  

Intinya, Romantisme adalah sebuah aliran seni yang menempatkan perasaan manusia sebagai unsur yang paling dominan. Dan karena cinta merupakan bagian dari perasaan yang paling menarik, maka janganlah sampai istilah ini mengalami penyempitan makna. Sastra romantik bukanlah sebagai genre sastra yang berisi kisah-kisah asmara yang indah dan penuh oleh kata-kata yang cuma memabukkan perasaan.

Bekasi, 23 Februari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar