Sabtu, 03 Maret 2012

Kampung Halaman Kita



.......?

Karya : Londo (Teater Arena)

aku pinjam sebentar penamu
untuk melukiskan kampungku

ah...

pori-pori tanah mulai tersumbat beton aspal
sepanjang jalan kecamatan-kawedanan
pohonan hilang
tumbuh berderet menjulang papan reklame

aku gelisah
kemudian masuk ke lemari pakaian


NUMPANG LEWAT

kami bertetangga
berbagi tempat ibadah
bersalaman sehabis sholat
tarawih dan I’ed

jalanan di depan rumah kami
tidak sama mulus
meski enggan,
terkadang aku harus melintas
agar bisa belanja sayur dan buah
atau membeli lauk di warung makan

anak-anak kecil berlarian
tertawa riang dan menjadi tuli
tak peduli kendaraan yang melintas
di jalanan yang sempit

ibu-ibu muda menggendong bayinya
pemuda-pemuda sibuk dengan kelompoknya
tak sedikit yang berpangku tangan

tukang ojek berjejer mengantri giliran
gerobak-gerobak dagang berseliweran
taruhan mereka sehari-hari

aku hanya numpang lewat
aku mencoba melaju lambat
kadang saat mata saling menatap
ada senyum menebar harap

Karya: Nila Hapsari
Bekasi, 27 Pebruari 2012


PURWOREJO (1)

malam malas beringsut dari duduknya
masih asyik memoles temaram dengan bekunya
sepoi ringkik malu malu
sesekali menggores lengang
ada bisik bisik cerita
sang penempuh jalan jauh
dalam reliefnya yang angin
orkestra renyai unggas dan serangga
tersimpan rapi di saku bajunya
kadang sedikit terjulur keluar
di sela sela lipatan senja
tak ada nafas terengah
semua prasasti melambat irama
dan gerimis mengiris
sebagai musik pengiringnya

(Budhi Setyawan)

DI SARANG URBAN

di sarang urban
kata kata tiarap
sembunyi takut ada razia
keluar bila ada teman
aroma senja
kelam malam
temaram bulan
girang bintang
meliuk dalam jinaknya

di sarang urban
percakapan kian diam
tak mudah untuk mendapat jeda
nyaman masa disekap gaduh
mesin bernyanyi
beton menari
sepi terusik
asing terpetik
nurani terisak menyesak

di sarang urban
waktu melesat kilat
tak sempat mengangkut jerit
panggilan yang datang terlambat
rintih ratap
kelam musim
pekat mimpi
tatap duri
guratan jawab menguap

(Budhi Setyawan)



ORANG BEKASIH MASIH ADA
Karya: Er Fauzi

nyeng namanyah orang Bekasi
kaga ngenal nyang namanyah nyerah
kaga keder ama nyeng pada srakah dan bertingkah
bendo disoren di pinggang siap diacungin
sorban di leher siap dilibet dikencengin
kaen sarung buru-buru dislempangin
pasang kuda-kuda
ngiles-ngiles nyeng doyan nggayem
nyawa nyeng cuma atu siap dijamin

nyeng namanyah orang Bekasi
bener-bener dah bikin gedeg kpala
jago sunglap abracadabra
sawah kebon jadi pabrik limbah
empang rawa jadi pabrik-pabrik bocah
kalenan dan kalinya keseribed sampah
kampung-kampung berobah namanyah
begubed ribet kelibet pada ke serimpet

nyeng namanyah orang bekasih perduli
ama Bekasi mangkinan langka
gegutun mikirin bocah Bekasi ke depan
mungkin kaga
sbodo amat, gua pikirin jadi pakean se ari-arinya

eh entar dulu
nih nyeng ngumpul narik urat ngurut sejarah sapah
tuh nyeng meres kringet ndata buday ya sapah
kayanyah bapak ibu guru ya
nyo terusin – nyo lanjutin – nyo jangan diberentiin
nyeng pasti ni ari jadi catatan sejarah
nyeng namanyah orang Bekasi masih ada

Cipayung Bogor, 14 Des 2011

PADAMU
Karya: Er Fauzi

cintaku padamu
wahai tanah tumpah darahku
cinta sejati pada
tanah kaya sumber daya
subur makmur tiada bandingnya

sayangku padamu
wahai bumi tempatku berpijak
sayang yang murni
negeri indah bagaikan untai zamrud di khatulistiwa

rinduku padamu
wahai bangsa yang beraneka
rindu kesumat
kerukunan suku ras budaya

cinta, rindu dan sayang itu
berpagut syahdu
menepis jiwa-jiwa serakah
di setiap dinding segumpal darah
agar petaka bukan sahabat terdekatnya


PEKARANGAN
Oleh: Robert Ahmad Bocah Bekasi

di tepian sungaimu
kunanti kau dengan bara mimpi
pada senja yang mulai memudar
dari hiruk pikuk para pejalan kaki

masih kuingat pesan yang kauucapkan
tentang pekarangan, juga gubuk milik leluhur
yang kini tak nampak lagi.
entah....???

perlahan-lahan kutatap sekali lagi, di sana..
tempat kita mengumpat dari beringasnya
para kuli dan mandor kala itu...

tak ada lagi mimpi-mimpi
juga harapan yang akan kita miliki
seperti terasing diri dari ruang dan waktu..

...Bekasi 28 feb 2012....

KAMPUNGKU YANG TEDUH

Karya : Ridwan Marhid
(Ketua DKB Kota Bekasi)

rumahku beratap rumbia
dan beberapa di sebelah kiri kanan rumahku
di sana sini tak beraturan
pohon duren menjulang
jalan menuju rumahku setapak
menghindar khawatir tertimpa duren
karena pohonnya tak beraturan
dulu
karena kalong, codot dan tupai
penanam utama pohon-pohon di sekitar kampungku
pohon kecapi menjulang melebihi duren
karena hara dan humus berlimpah
selalu lembab dan sejuk hujan setahun kemarin airnya masih tersimpan
kami enggak ngalamin kekeringan
dan enggak ngalamin kebanjiran
karena struktur alam masih bersahabat

Bekasi 01 Maret 2012


KAMPUNG KITA

Karya : Wisnu Bagas M.

lebih puisi dari kampung tetangga
dari sini...
dari ruap-ruap lajur khatulistiwa
lahir aorta surga burung garuda

kampung kita,
ada berapa ?
ada berapa rakyatnya yang cinta ?
yang suka almanak budaya bangsa
pun pada cahaya yang menempanya

kadang kita ingat
kentang kampung kita
yang dulu
yang dahulu menanak rindu
pada rahim-rahim ibu dahulu

kampung kita
ingatkah kau ada berapa ?
yang hidup
yang mati
lalu yang surga

BANDARA INTERNASIONAL MINANGKABAU
Karya Mpu Gondrong Sae

Bandara Internasional Minangkabau
aku terbang
selamat tinggal ombak Purus, Minang Plaza, Ketaping
gluduk mulai bernyanyi…

aku terbang
dan takkan kukatakan pada dunia apa rencanaku
cuma kuberikabar pada manusia agar tidak tergesa

Bandara Internasional Minangkabau
aku terbang
dan masih tetap terbang,
di dadaku dunia bertegur sapa!

Indonesia
hentikan belajar bernafas, hidup!
bumi dan langit merestui:

deru pesawat, gemulung awan, benturan dan bunyi
bagai dendang tak sudah, kasih tak sampai
dan wangi parfum membaur di udara

Jakarta cuma sealun dendang
di dunia hidup tak gamang!

Bandara Internasional Minangkabau
aku terbang…
melesat! membujuk Tuhan:
hidup sekejap, sekedar foto-foto, macam keabadian
Merapi, Singgalang, Sago, melingkup Tilatang Kamang
Minangkabau merindu pulang

Bandara Internasional Minangkabau
aku terbang:
di dadamu, peluk dan lambai tak berkesudahan…

Kembang IX: 2007


NEGERI PARA PELUKIS
Karya Ramli Sauri

takjub aku terdampar
di pelosok negeri para pelukis
mengamati pelangi
sesak dengan beragam warna keindahan

di antara sisi sudut mataku dalam pertemuan ini
merangkai kemesraan yang terampil
menggaris dan menumpahkan
warna-warni dunia

membingkai dengan segala
bentuk garis tangan
hingga tertuangkan
pada imajiasi yang tak terbeli

kemesraan perpaduan
semakin dalam menghias alam semesta

hijau dedaunan
menanggung warna elok matahari
menyinari dahan rindang keagungan
dan tak dapatku lengkapi
segala jiwaku

kesempurnaan ini
seperti simponi cinta kasih insan manusia
segalanya meneteskan kedamaian
pada kala cakrawala senja tercipta
hangatkan untaian alam semesta
memadukan tatapan mata

aku tak dapat melepaskan kata-kata
keberanianku luluh lantah menerpa..

(Bekerja di DPRD Kota Bekasi)

PERSEMBAHAN PADA DUNIA

Karya : Priyono Indra

air di mana yang mampu memberitakan
waktu yang memberi kesempatan
burung yang bernyanyi riang
udara melaju tanpa terkontaminasi

pohon-pohon...
menimbun...
membangunkan...
semua anugerah

untuk dipersembahkan
persembahan pada dunia
dunia yang diberitakan oleh air
bukan airmata

Bekasi, 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar