.......?
aku pinjam sebentar penamu
untuk melukiskan kampungku
ah...
pori-pori tanah mulai tersumbat beton aspal
sepanjang jalan kecamatan-kawedanan
pohonan hilang
tumbuh berderet menjulang papan reklame
aku gelisah
kemudian masuk ke lemari pakaian
NUMPANG LEWAT
kami bertetangga
berbagi tempat ibadah
bersalaman sehabis sholat
tarawih dan I’ed
jalanan di depan rumah kami
tidak sama mulus
meski enggan,
terkadang aku harus melintas
agar bisa belanja sayur dan buah
atau membeli lauk di warung makan
anak-anak kecil berlarian
tertawa riang dan menjadi tuli
tak peduli kendaraan yang melintas
di jalanan yang sempit
ibu-ibu muda menggendong bayinya
pemuda-pemuda sibuk dengan kelompoknya
tak sedikit yang berpangku tangan
tukang ojek berjejer mengantri giliran
gerobak-gerobak dagang berseliweran
taruhan mereka sehari-hari
aku hanya numpang lewat
aku mencoba melaju lambat
kadang saat mata saling menatap
ada senyum menebar harap
Karya: Nila Hapsari
Bekasi, 27 Pebruari 2012
PURWOREJO (1)
malam malas beringsut dari duduknya
masih asyik memoles temaram dengan bekunya
sepoi ringkik malu malu
sesekali menggores lengang
ada bisik bisik cerita
sang penempuh jalan jauh
dalam reliefnya yang angin
orkestra renyai unggas dan serangga
tersimpan rapi di saku bajunya
kadang sedikit terjulur keluar
di sela sela lipatan senja
tak ada nafas terengah
semua prasasti melambat irama
dan gerimis mengiris
sebagai musik pengiringnya
(Budhi Setyawan)
DI SARANG URBAN
di sarang urban
kata kata tiarap
sembunyi takut ada razia
keluar bila ada teman
aroma senja
kelam malam
temaram bulan
girang bintang
meliuk dalam jinaknya
di sarang urban
percakapan kian diam
tak mudah untuk mendapat jeda
nyaman masa disekap gaduh
mesin bernyanyi
beton menari
sepi terusik
asing terpetik
nurani terisak menyesak
di sarang urban
waktu melesat kilat
tak sempat mengangkut jerit
panggilan yang datang terlambat
rintih ratap
kelam musim
pekat mimpi
tatap duri
guratan jawab menguap
(Budhi Setyawan)
ORANG BEKASIH MASIH ADA
Karya: Er Fauzi
nyeng namanyah orang Bekasi
kaga ngenal nyang namanyah nyerah
kaga keder ama nyeng pada srakah dan bertingkah
bendo disoren di pinggang siap diacungin
sorban di leher siap dilibet dikencengin
kaen sarung buru-buru dislempangin
pasang kuda-kuda
ngiles-ngiles nyeng doyan nggayem
nyawa nyeng cuma atu siap dijamin
nyeng namanyah orang Bekasi
bener-bener dah bikin gedeg kpala
jago sunglap abracadabra
sawah kebon jadi pabrik limbah
empang rawa jadi pabrik-pabrik bocah
kalenan dan kalinya keseribed sampah
kampung-kampung berobah namanyah
begubed ribet kelibet pada ke serimpet
nyeng namanyah orang bekasih perduli
ama Bekasi mangkinan langka
gegutun mikirin bocah Bekasi ke depan
mungkin kaga
sbodo amat, gua pikirin jadi pakean se ari-arinya
eh entar dulu
nih nyeng ngumpul narik urat ngurut sejarah sapah
tuh nyeng meres kringet ndata buday ya sapah
kayanyah bapak ibu guru ya
nyo terusin – nyo lanjutin – nyo jangan diberentiin
nyeng pasti ni ari jadi catatan sejarah
nyeng namanyah orang Bekasi masih ada
Cipayung Bogor, 14 Des 2011
PADAMU
Karya: Er Fauzi
cintaku padamu
wahai tanah tumpah darahku
cinta sejati pada
tanah kaya sumber daya
subur makmur tiada bandingnya
sayangku padamu
wahai bumi tempatku berpijak
sayang yang murni
negeri indah bagaikan untai zamrud di khatulistiwa
rinduku padamu
wahai bangsa yang beraneka
rindu kesumat
kerukunan suku ras budaya
cinta, rindu dan sayang itu
berpagut syahdu
menepis jiwa-jiwa serakah
di setiap dinding segumpal darah
agar petaka bukan sahabat terdekatnya
PEKARANGAN
Oleh: Robert Ahmad Bocah Bekasi
di tepian sungaimu
kunanti kau dengan bara mimpi
pada senja yang mulai memudar
dari hiruk pikuk para pejalan kaki
masih kuingat pesan yang kauucapkan
tentang pekarangan, juga gubuk milik leluhur
yang kini tak nampak lagi.
entah....???
perlahan-lahan kutatap sekali lagi, di sana..
tempat kita mengumpat dari beringasnya
para kuli dan mandor kala itu...
tak ada lagi mimpi-mimpi
juga harapan yang akan kita miliki
seperti terasing diri dari ruang dan waktu..
...Bekasi 28 feb 2012....
KAMPUNGKU YANG TEDUH
Karya : Ridwan Marhid
(Ketua DKB Kota Bekasi)
rumahku beratap rumbia
dan beberapa di sebelah kiri kanan rumahku
di sana sini tak beraturan
pohon duren menjulang
jalan menuju rumahku setapak
menghindar khawatir tertimpa duren
karena pohonnya tak beraturan
dulu
karena kalong, codot dan tupai
penanam utama pohon-pohon di sekitar kampungku
pohon kecapi menjulang melebihi duren
karena hara dan humus berlimpah
selalu lembab dan sejuk hujan setahun kemarin airnya masih tersimpan
kami enggak ngalamin kekeringan
dan enggak ngalamin kebanjiran
karena struktur alam masih bersahabat
Bekasi 01 Maret 2012
KAMPUNG KITA
Karya : Wisnu Bagas M.
lebih puisi dari kampung tetangga
dari sini...
dari ruap-ruap lajur khatulistiwa
lahir aorta surga burung garuda
kampung kita,
ada berapa ?
ada berapa rakyatnya yang cinta ?
yang suka almanak budaya bangsa
pun pada cahaya yang menempanya
kadang kita ingat
kentang kampung kita
yang dulu
yang dahulu menanak rindu
pada rahim-rahim ibu dahulu
kampung kita
ingatkah kau ada berapa ?
yang hidup
yang mati
lalu yang surga
BANDARA INTERNASIONAL MINANGKABAU
Karya Mpu Gondrong Sae
Bandara Internasional Minangkabau
aku terbang
selamat tinggal ombak Purus, Minang Plaza, Ketaping
gluduk mulai bernyanyi…
aku terbang
dan takkan kukatakan pada dunia apa rencanaku
cuma kuberikabar pada manusia agar tidak tergesa
Bandara Internasional Minangkabau
aku terbang
dan masih tetap terbang,
di dadaku dunia bertegur sapa!
Indonesia
hentikan belajar bernafas, hidup!
bumi dan langit merestui:
deru pesawat, gemulung awan, benturan dan bunyi
bagai dendang tak sudah, kasih tak sampai
dan wangi parfum membaur di udara
Jakarta cuma sealun dendang
di dunia hidup tak gamang!
Bandara Internasional Minangkabau
aku terbang…
melesat! membujuk Tuhan:
hidup sekejap, sekedar foto-foto, macam keabadian
Merapi, Singgalang, Sago, melingkup Tilatang Kamang
Minangkabau merindu pulang
Bandara Internasional Minangkabau
aku terbang:
di dadamu, peluk dan lambai tak berkesudahan…
Kembang IX: 2007
NEGERI PARA PELUKIS
Karya Ramli Sauri
takjub aku terdampar
di pelosok negeri para pelukis
mengamati pelangi
sesak dengan beragam warna keindahan
di antara sisi sudut mataku dalam pertemuan ini
merangkai kemesraan yang terampil
menggaris dan menumpahkan
warna-warni dunia
membingkai dengan segala
bentuk garis tangan
hingga tertuangkan
pada imajiasi yang tak terbeli
kemesraan perpaduan
semakin dalam menghias alam semesta
hijau dedaunan
menanggung warna elok matahari
menyinari dahan rindang keagungan
dan tak dapatku lengkapi
segala jiwaku
kesempurnaan ini
seperti simponi cinta kasih insan manusia
segalanya meneteskan kedamaian
pada kala cakrawala senja tercipta
hangatkan untaian alam semesta
memadukan tatapan mata
aku tak dapat melepaskan kata-kata
keberanianku luluh lantah menerpa..
(Bekerja di DPRD Kota Bekasi)
PERSEMBAHAN PADA DUNIA
Karya : Priyono Indra
air di mana yang mampu memberitakan
waktu yang memberi kesempatan
burung yang bernyanyi riang
udara melaju tanpa terkontaminasi
pohon-pohon...
menimbun...
membangunkan...
semua anugerah
untuk dipersembahkan
persembahan pada dunia
dunia yang diberitakan oleh air
bukan airmata
Bekasi, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar