Surat Cinta untuk Sang Penguasa
angin itu masih angin yang sama
membawa panas di guratan cakrawala jingga
yang meruntuhkan mendung di bumiku,
seperti luruhnya kelembaban udara
menjadi serpihan-serpihan polusi ke bumi
angin itu membuatku rindu pada sosok keseimbangan
yang datang dan pergi seperti debu mencumbu rambutku
sosok yang mengguncangkan
sosok yang menggetarkan sudut-sudut tubuh si miskin
ketika mata elangnya menatap dalam
pundi-pundi waktu
siang itu… ah! masih debu menggebu
siang yang tak membiarkan rintik hujan menerpa bumi kami,
tubuh kami dan menghanyutkan malapetaka ke samudera perubahan
meski hari-hari telah pergi jauh meninggalkan kenangan kami
aku yakin tidak satu pun yang berubah tentangNya,
aku, dan apa yang telah ada.
tidak pula dengan pagi itu,
nyanyian di pinggir jalan itu
dan simponi yang mengalun di antara desir darah kami saat itu
"Sungguh........................! aku rindu damai"
Karya: Ekie, saung sastra
Pebruari di antara bising demonstrasi
Antara Rela dan Tidak
Karya: Delovan (Sekolah di SMK Karya Guna Bakti)
aku terlalu mencintaimu
tapi kita tak mungkin bisa bersama
tegakah ‘ku melukaimu ?
hingga hatimu trus mengangis ?
haruskah ‘ku relakan dirimu ?
maafkan aku
aku yang tak bisa bersamamu
ini semua kulakukan tuk bahagiakan dirimu
tolonglah aku,tinggalkan ‘ku sendiri
kuharap engkau pergi
dan jangan kau ingat ‘ku lagi
Lilin Kecil
Karya : Ferry Harras
lilin-lilin kecil..
berpijar dalam gulita
lilin-lilin terangi maya padamu
cahayamu
yang lemah itu
ternyata telah mampu
menerangi jiwa-jiwa yang rapuh
dingin membeku dalam halimun biru
terhalau hangat sinarmu
kau lilin yang kecil berpijarlah terus
terangilah jalan hidup di depanku
bimbinglah aku ke masa depan
yang penuh harapan
Pupus
karya: triple l.
tetes air mata merangkai mendung hati
lagu sendu menghias senja
buram saat terlantun seucap
kadang cinta itu
tampak lebih agung saat perih
namun kita tetap tersenyum
untukmu bersama dewi cintaku
Putri Malu Menjadi Pohon Kelapa
Awan jauhi matahari
putri malu terbakar,
daun kering berduri yang tertinggal
putri malu menjadi pohon kelapa
terajut tangkainya,
bersandar di pelepah waktu
putri malu,
kuncup sehabis disentuh
Karya : Renata Raya,
senja dipinggir kali.
Dari Mata yang Berkaca
Aku hanya sekadar memastikan pada jiwaku,
bahwa keindahan-keindahan itu tetap ada
dan tetap hidup serta bersemayam dalam kesunyian ragaku.
Sekiranya hati itu harus merangkak
dalam selubung kabut kegetiran
atau pun berada dalam kematian panjang,
penderitaanlah yang menuntun jiwaku
semakin tegar dan bisa bertahan hingga hari ini.
duka cita
keluh kesah
kesedihan
gelak tawa kebahagian
sungguh ‘ku tak bisa pungkiri rasa itu...
Karya: Awat Setiawati, Cibarusah.
Berlayarlah Hati, Kembara di LuasNya
malam tiba
menggigil dalam dekapan embun
kupanggil kau ibu,
bukan berarti kau bebas mengutukku.
saat aku keliru membaca arah angin
perahu siap tuk berlayar
kau gamang di gelombang
ombak bergulung di dada
jejak hilang di pantai
berlayarlah hati
kembara di luasNya..
Kupanggil engkau ibu
meski tak melahirkan atau membesarkan
perempuan untuk perempuan
disiapkan tuk siangi musim
bawalah ia dalam tarian
agar nyanyi bergema di belantara
sepi tak lagi berdenyut
di dahan sepanjang gelak tawanya
pakailah baju kebesaran itu
aku ‘kan merias senyum
tuk jadikan dirimu lelaki
nikmat berdesir
air terjun ke jurang
ilalang menari ditiup angin
bawa benih tuk disemai
langit menelikung benih disemai menjadi badai
gemuruh di dada
terbanglah harap
dari lubang yang disiram sepanjang musim
karena tak mampu memendam air
kubesarkan mimpi meski angin berubah
titip kemarau di tanganku
rimbun di hati
menyimak di mata, dan
kaupatik api di ilalang
menari di angkasa
Karya: Herman Zaan
Kapuk Randu, Jan-Peb 2012.
Tanda Tanya
Karya : Lulu Margiyanti (SMK Bhakti Kartini)
lilin dalam jiwa yang dulu berpijar terang
kini telah padam terhempas angin kemunafikan
cinta yang dulu kauberi hanya menyisakan luka dalam jiwa
hati yang tersayat oleh kata-kata manis dari bibirmu
kini membekas dan hanya menjadi ratapan dalam jiwa
mengapa kita berjumpa jika hanya menyisakan luka ?
luka yang selalu menjadi tanda-tanda tanya dalam jiwa
Cinta Kita
Karya : Teguh SDL
Kasih..!
apa kabar di sel suci ?
damaikah jiwa
atau gelisah tergoda cinta?
aku di sini
coba rajut asa jadi nyata
kubangun prasasti cinta
sebagai landasan kebersamaan cinta kita
Kasih..!
biarkan kubelai rambutmu
biarkan pula kunikmati embun pagi di bibirmu
agar kurasa ikhlas kasihan
sebab semua cinta tlah kupasrahkan padamu
Kasih..!
biarkan airmata mengalir bersinar
sebab semua itu atas kehendakNya
begitu pula cinta kita
atas restuNya
Amin..
Drama Asmara Setengah Babak
gelegak pesona tlah merapatkan jarak
‘tuk segera mengeja tulisan di haus jiwa
dalam menuntaskan gelombang pasang
pertemuan kemarin adalah kuncup luka
dan kini tengah berkembang
bergelayut manja di hari-hari kita
“seandainya” menjadi raja di antara kata-kata
dan “mengapa” selalu mengemuka dalam tanya
senyap terkesiap, tak ada jawab
malam adalah bejana siksaan
rajin mendongengkan kumpulan derita
tak pernah puas terus menerkam
“kita tak bisa menyatu”
adalah puisi pahit yang menikam
dalam letih perburuan
(Budhi Setyawan)
Semalam Saja
peri ayu,
ijinkan aku menginap di hatimu
semalam saja
‘tuk menumpahkan letih
sembari kubelai ramah sikapmu
berabad-abad ‘ku didera haus
dicampakkan manusia
terkurung dalam tirai asmara,
kadaluwarsa
(Budhi Setyawan)
Jauh
langit yang memendarkan cahaya keemasan
menebar pagi penyejuk jiwa berkawan sunyi
hembusan angin menyesakkan rongga dada
terasa erat berada dalam kungkungan kegelisahan
di mana mata angin yang selalu menyapa dalam kehangatan?
semua terasa gelap dalam keterasingan yang menjerat
jarak dan waktu membakar kerumunan galau
yang tiada habisnya menggerogoti perasaan rindu
jauh itu
membuat aku mabuk dalam keresahan
yang membelenggu jiwa dan pikiranku
kapankah jauh ini
membebaskan aku dari
keringnya oase kehidupan?
Bekasi, 27 September 2010
(Dian Rusdiana)
Irama Hidup
adamu
bagaikan lukisan di dinding
menghias setiap sudut rumahku
kunikmati sentuhan kuas demi kuas yang kautorehkan
terasa membias kesejukan basuhi ragaku
tidak indah sungguh lukisan itu
tetapi aku suka goresan maknanya
begitu menggoda hasrat untuk memilikinya
tak peduli meskipun harus menempuh beribu rintangan
datangmu
bagai lesat anak panah
yang siap menghunjam degup jantungku
membelah satu persatu hati
dan hidup di setiap aliran darah
menyatu padu di titik nadi
pergimu
seperti ruh yang lepas dari jasadku
menghentikan semua irama hidupku
Bekasi, 19 Februari 2012
(Dian Rusdiana)
Mengingatmu
saat yang paling menenangkan
:mengingatmu
lewat rupa dan tulisanmu
hadir sosok yang lembut
dan penuh kasih
kau buatku tersenyum
dari hati
buatku rasa hangat
seolah aku dapat berpendar
menerangi seisi kamar
mengingatmu,
binar matamu,
hingga ke sudut senyummu
sapamu..
sajakmu..
selamanya..
di hati.
Bekasi, 20 Pebruari 2012
Nila Hapsari
SITUN Kong Guntur Elmogas
Gunung Galunggung, Tasikmalaya
Sukamiskin penjara kotor
Jangan bingung, idup ma saya
Biarin miskin bukan koruptor
( Gimana sih kong, emangah apa nyeng bisa dikorupsi ama tukang cukur ?)
Gunung Salak,Kota Cianjur
Sungguh enaknya, nyo jalan-jalan
Biar bininya galak, idupnya mujur
Semua anaknya udah Sembilan
( Galak juga kalu lagi ngga ada uang blanja. Kalu di kamar mah….!)
Gunung Pangrango, si gunung api
Banyak apinya deketin jangan
Pintunya mlongo, rumahnya sepi
Anak bininya lagi kondangan
( Wah brabe nih. Bisa masukin pihak ketiga dong ?
Sabtu, 25 Februari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar