Kamis, 16 Februari 2012

Bulan Cinta

SITUN KONG GUNTUR ELMOGAS

gadis manis berwajah ayu
suara indah merdu merayu
ba' putri keraton yang kemayu
abang cuma bisa bilang ailopyu

dikelilingi dayang-dayang
di kepala tersusun kembang goyang
pemuda mabok kepayang
selamat valentin yang penuh kasih sayang


bekasiku yang permai
di sana cinta kusemai
walau dia seorang pedagang somai
asal hidup berjalan damai


LARUT DALAM ANGGUR
Karya Budhi Setyawan

segelas anggur pertemuan
ternyata mampu menyibak kesadaran
menuntunku mabuk
liar memujamu
dan ku’ larut
melihat kisah Rama-Shinta
terangkum dalam sorot matamu


KEKASIHKU 2
karya : Budhi Setyawan

aku mencoba menuliskan kata-kata
yang pernah keluar kauucapkan tempo hari
seperti menganyam rotan yang berlipat-lipat
dan di tempat tertentu terdapat simpul janji

rasa sesak yang terus saja merayapi
serta kucing yang menggosok-gosokkan kukunya
di batang kayu kering
mencari ke mana larinya awan yang kemarin terbang rendah

di titik-titik pertemuan yang direncanakan
mengubah warna belantara yang kehijauan semburat jingga
serta satwa penghuninya yang saling bercerita
tentang pertemuannya dengan manusia dunia

ketika penaku tak lagi kupegang
pena menuliskan sendiri isi tintanya
tak bisa lagi kukendalikan jalannya
bagai kuda liar keluar dari hutannya

merobek pagi dengan ringkikan nan khas
lari-lari mengitari tanah lapang
sambil mengibaskan ekornya
yang keberatan oleh dendam kerinduan

duhai kekasihku
apakah aku mesti jadi kucing lincah berkuku tajam
atau jadi kuda liar kegalauan
hanya untuk sekadar mencium wangi nafasmu

ketika tersadar, aku hanyalah
lelehan tinta yang merembes di kertas
yang terus mencari dan mencari


PENGAKUANKU
karya : Nila Hapsari

aku menjadi romantis
saat merindumu
bak puisi dan lukisan
kau hadir di terjagaku

aku menjadi melankolis
saat jauh darimu
tak kuasa mengeja namamu
tak sanggup mengucap kata yang satu itu

aku tak perlu jadi romantis!
apalagi melankolis…
aku hanya perlu kamu!

Bekasi, 13 Pebruari 2012


UNTUK KAMU

Karya : Yunita Hapsari

kan kuingat selamanya
pertemuan setelah jeda panjang itu
pun alunan nada yang menandai hadirmu
dan senyummu yang menyimpan malu

rasanya takkan bisa kulupakan
setiap saat yang kita lewati bersama
begitu alami..
begitu nyata..
ada rasa

Lalu, kenapa ingkar?
mengapa kau bentangkan jarak?
(mungkin ini jadi tanyamu juga)

mari saling mendekat…
cukuplah semua isyarat!

mari berjalan bersama,
mencipta “selamanya”!

CINTA

Karya : Boli

puisi tiga kata

aku cinta padamu

kutambah satu kata

sungguh

DINGIN

Karya : Boli

setangkai dingin
digenggaman
aku ingin beku
kuharap kau tak layu
jangan bilang pada kawan
ini malam

bukan tentang puisi
atau syair
hanya perasaan hati
bingung
ke mana
langkah rindu
yang salah

PILIHAN HATI

Karya : M. Rahmat Sy. S.PR (SMPN 6 Tambun Selatan)

rasa dan pikiranku
tak bisa terpaku
dengan tatapan tertuju
hanya pada satu
yang tak tentu

mestilah ada yang pasti
‘tuk dijadikan bukti
bahwa aku memercayai
dan tidak didustai...
serta kuyakini
sepenuh hati


TERLANJUR

Karya : M. Rahmat Sy. S.PR

terkadang kita harus menelan
pil pahit rasa kecewa
dan bisa over acting, jadinya !
berharap
dan berharap

Duuaduh...waduh !
Kok, begini rasanya, ya ?


NAFAS CINTA

Karya Dian Rusdiana

malam bertukar cerita tentang kisah
sepasang pagi yang selalu menemani
sang embun bercengkerama dengan rerumputan
ahh…
pagi yang selalu mencabik dalam kerumunan rindu

ombak bergulung dan bermain
dalam ingatanku tentang tamanmu
taman itu selalu menyuguhkan wewangian
nafasku kian terengah
saat merengkuh gelombang cinta
yang semakin hebat

aku terjebak dalam pusaran tiupan angin
yang membuaiku akan keindahanmu
‘kan kubiarkan rerumpunan rasa ini
basah oleh embun yang memberiku kesegaran
kurawat selalu nafas pagimu

Bekasi, 14 Februari 2012

(ibu rumah tangga dengan 3 putri, di Taman Galaxi Bekasi)



TATAPAN SANG SENJA

Karya Dian Rusdiana

sengatan cahaya matahari
terasa sejuk menerpa setangkai mawar senja
dekapan hangat berpadu dengan rinai suara angin
merekah di ujung kelopak sang mahkota

tak pernah seorang pun mampu menggapainya
karena rekahnya tertutup oleh dedaunan berembun dan
durinya ‘kan menusuk pabila tersentuh tangan liar
mawar senja itu selalu bersembunyi di balik pepohonan rindang

perlahan angin mulai menyibak penghalang keindahannya
dan runtuhkan duri tajam dari tangkainya
kian nyata dan terlihat kelopak yang memancarkan kesegaran
aroma rekahnya tercium oleh sang kumbang yang sesak akan lekat madu

namun kali ini menjelma labirin serupa cermin
yang merengkuh kelopak mawar senja dalam getar
menyerah dan berlabuh pada tatapan senja
hingga menelesap ke ujung peraduan
Bekasi, 15 Februari 2012
(ibu rumah tangga dengan 3 putri, di Taman Galaxi Bekasi)


UNTUK SECANGKIR RINDUKU

Karya Radipta

kutuangkan pilu hingga menyatu
pada malam yang membeku
secerca rindu, membawa peraduan ke lembah langit biru

perhelataan bisu membunuhku
terharu senyap sembilu
malam berburu tabu rindu

demi cinta kutautkan angin pilu untuk menyatu secangkir rindu

(bekerja di DPRD Kota Bekasi)


PERCINTAAN DI ATAS KEMBANG

Karya Respati Wasesa
(Tinggal di Margajaya, Kota Bekasi)

Pembisik
Kau kamboja kuburan, tumbuh di antara mayat-mayat bergeletakan.
Tubuhmu dijalari anggrek buruk berbau busuk.
Akar-akarnya terus melilit lekat hingga kau sesak menghirup hembus udara senja.
Harusnya kau tak sebut lagi sebagai bunga,
ia hanya benalu bermuka manis serupa mawar indah bertangkai duri.

Tiap malam ia merayap mencumbui pohon randu.
Mereka akan bersenggema dibelai berai kapas.
Sementara kau begitu lelap ditikam gelap.
Esok hari seorang putri mungkin tidur di kakimu.
Tergolek lemah, pucat menyelimuti wajah.
Nyawanya meregang terbang entah ke mana.
Malaikat mengantarkannya memang untukmu.

Jangan kau sia-siakan kebaikan itu, Kamboja!
Biarkan Anggrek melihat akarmu memeluk lembut jemari Putri.
Lumatlah di atas kembangmu yang berserakan merajai tanah,
seperti Anggrek menjamah Randu di bawah naungan kapas.

Anggrek
Akulah benalu manis di tubuhmu,
melilit lembut menyerap sarimu
namun kau tak pernah mengerti mengapa aku bercumbu dengannya,
randu alas di tepian sana.

Kambojaku, bukan aku tak cinta
Tanah telah menjadi debu-debu.
Badan kita menyatu, jiwa kita terpisah jauh
Aku cuma gerimis sepi tanpa derum guruh

Putri cantik mungkin esok datang berlutut di kakimu
Aku tak cemburu, apa artinya bermain api tanpa kayu?
Andai saja mayat-mayat itu bisa bicara, juga nisan penanda empunya,
kita akan mengerti, betapa hidup hanya sementara.
Aku ingin ajarkanmu tentang kenikmatan yang ganjil ini

Kambojaku, marilah, senja sudah jauh menelan cahaya.

Kamboja
Aku tak memiliki gambaran tentang cinta, kasih.
Hari berganti, bunga berguguran: lambai jemarimu
tak membuat aku bergetar.
Salahkah ini?


KERTAS PUTIH
Karya : Priyono Indra

pelangi yang kau gambarkan telah kuterima
pelangi yang kugambarkan
bisakah kaupahami
ketika kupaksa

sejenak aku melihat
sejenak aku memandang
sejenak aku coba memahami
tentang pelangi, maksudmu

bukankah semua mempunyai sisi
bila saja air tak memahami bentuk tanah
mungkinkah ada kerelaan

kita berikan warna ketika sadar
kita berikan bentuk ketika kita memahami
bukan hanya aku atau kamu
tapi kita

sedikit saja waktu ini
sederhanakanlah ketulusanmu
sederhanakanlah keinginanmu
ketika semua mudah
kita harus bahagia

kertas ini tidak terbang
kertas ini tidak berlari-lari
kita sudah punya pena.
dan kertas putih ini ada pada kita

2 komentar:

  1. Puisi
    Dendangkan suara hati
    Mengucil kesunyian sepi
    Merangkak sulit terperih

    Puisi
    Simfoni suara mimpi
    Menyampaikan isi nurani
    Menutup lubang luka hati

    Puisi
    Berlari mengajak pergi
    Menemani sisi hidup sedih
    Menghibur cinta yang pergi

    by: Iwan

    BalasHapus