SITUN KONG GUNTUR ELMOGAS
gadis manis berwajah ayu
suara indah merdu merayu
ba' putri keraton yang kemayu
abang cuma bisa bilang ailopyu
dikelilingi dayang-dayang
di kepala tersusun kembang goyang
pemuda mabok kepayang
selamat valentin yang penuh kasih sayang
bekasiku yang permai
di sana cinta kusemai
walau dia seorang pedagang somai
asal hidup berjalan damai
LARUT DALAM ANGGUR
Karya Budhi Setyawan
segelas anggur pertemuan
ternyata mampu menyibak kesadaran
menuntunku mabuk
liar memujamu
dan ku’ larut
melihat kisah Rama-Shinta
terangkum dalam sorot matamu
KEKASIHKU 2
karya : Budhi Setyawan
aku mencoba menuliskan kata-kata
yang pernah keluar kauucapkan tempo hari
seperti menganyam rotan yang berlipat-lipat
dan di tempat tertentu terdapat simpul janji
rasa sesak yang terus saja merayapi
serta kucing yang menggosok-gosokkan kukunya
di batang kayu kering
mencari ke mana larinya awan yang kemarin terbang rendah
di titik-titik pertemuan yang direncanakan
mengubah warna belantara yang kehijauan semburat jingga
serta satwa penghuninya yang saling bercerita
tentang pertemuannya dengan manusia dunia
ketika penaku tak lagi kupegang
pena menuliskan sendiri isi tintanya
tak bisa lagi kukendalikan jalannya
bagai kuda liar keluar dari hutannya
merobek pagi dengan ringkikan nan khas
lari-lari mengitari tanah lapang
sambil mengibaskan ekornya
yang keberatan oleh dendam kerinduan
duhai kekasihku
apakah aku mesti jadi kucing lincah berkuku tajam
atau jadi kuda liar kegalauan
hanya untuk sekadar mencium wangi nafasmu
ketika tersadar, aku hanyalah
lelehan tinta yang merembes di kertas
yang terus mencari dan mencari
PENGAKUANKU
karya : Nila Hapsari
aku menjadi romantis
saat merindumu
bak puisi dan lukisan
kau hadir di terjagaku
aku menjadi melankolis
saat jauh darimu
tak kuasa mengeja namamu
tak sanggup mengucap kata yang satu itu
aku tak perlu jadi romantis!
apalagi melankolis…
aku hanya perlu kamu!
Bekasi, 13 Pebruari 2012
UNTUK KAMU
Karya : Yunita Hapsari
kan kuingat selamanya
pertemuan setelah jeda panjang itu
pun alunan nada yang menandai hadirmu
dan senyummu yang menyimpan malu
rasanya takkan bisa kulupakan
setiap saat yang kita lewati bersama
begitu alami..
begitu nyata..
ada rasa
Lalu, kenapa ingkar?
mengapa kau bentangkan jarak?
(mungkin ini jadi tanyamu juga)
mari saling mendekat…
cukuplah semua isyarat!
mari berjalan bersama,
mencipta “selamanya”!
CINTA
Karya : Boli
puisi tiga kata
aku cinta padamu
kutambah satu kata
sungguh
DINGIN
Karya : Boli
setangkai dingin
digenggaman
aku ingin beku
kuharap kau tak layu
jangan bilang pada kawan
ini malam
bukan tentang puisi
atau syair
hanya perasaan hati
bingung
ke mana
langkah rindu
yang salah
PILIHAN HATI
Karya : M. Rahmat Sy. S.PR (SMPN 6 Tambun Selatan)
rasa dan pikiranku
tak bisa terpaku
dengan tatapan tertuju
hanya pada satu
yang tak tentu
mestilah ada yang pasti
‘tuk dijadikan bukti
bahwa aku memercayai
dan tidak didustai...
serta kuyakini
sepenuh hati
TERLANJUR
Karya : M. Rahmat Sy. S.PR
terkadang kita harus menelan
pil pahit rasa kecewa
dan bisa over acting, jadinya !
berharap
dan berharap
Duuaduh...waduh !
Kok, begini rasanya, ya ?
NAFAS CINTA
Karya Dian Rusdiana
malam bertukar cerita tentang kisah
sepasang pagi yang selalu menemani
sang embun bercengkerama dengan rerumputan
ahh…
pagi yang selalu mencabik dalam kerumunan rindu
ombak bergulung dan bermain
dalam ingatanku tentang tamanmu
taman itu selalu menyuguhkan wewangian
nafasku kian terengah
saat merengkuh gelombang cinta
yang semakin hebat
aku terjebak dalam pusaran tiupan angin
yang membuaiku akan keindahanmu
‘kan kubiarkan rerumpunan rasa ini
basah oleh embun yang memberiku kesegaran
kurawat selalu nafas pagimu
Bekasi, 14 Februari 2012
(ibu rumah tangga dengan 3 putri, di Taman Galaxi Bekasi)
TATAPAN SANG SENJA
Karya Dian Rusdiana
sengatan cahaya matahari
terasa sejuk menerpa setangkai mawar senja
dekapan hangat berpadu dengan rinai suara angin
merekah di ujung kelopak sang mahkota
tak pernah seorang pun mampu menggapainya
karena rekahnya tertutup oleh dedaunan berembun dan
durinya ‘kan menusuk pabila tersentuh tangan liar
mawar senja itu selalu bersembunyi di balik pepohonan rindang
perlahan angin mulai menyibak penghalang keindahannya
dan runtuhkan duri tajam dari tangkainya
kian nyata dan terlihat kelopak yang memancarkan kesegaran
aroma rekahnya tercium oleh sang kumbang yang sesak akan lekat madu
namun kali ini menjelma labirin serupa cermin
yang merengkuh kelopak mawar senja dalam getar
menyerah dan berlabuh pada tatapan senja
hingga menelesap ke ujung peraduan
Bekasi, 15 Februari 2012
(ibu rumah tangga dengan 3 putri, di Taman Galaxi Bekasi)
UNTUK SECANGKIR RINDUKU
Karya Radipta
kutuangkan pilu hingga menyatu
pada malam yang membeku
secerca rindu, membawa peraduan ke lembah langit biru
perhelataan bisu membunuhku
terharu senyap sembilu
malam berburu tabu rindu
demi cinta kutautkan angin pilu untuk menyatu secangkir rindu
(bekerja di DPRD Kota Bekasi)
PERCINTAAN DI ATAS KEMBANG
Karya Respati Wasesa
(Tinggal di Margajaya, Kota Bekasi)
Pembisik
Kau kamboja kuburan, tumbuh di antara mayat-mayat bergeletakan.
Tubuhmu dijalari anggrek buruk berbau busuk.
Akar-akarnya terus melilit lekat hingga kau sesak menghirup hembus udara senja.
Harusnya kau tak sebut lagi sebagai bunga,
ia hanya benalu bermuka manis serupa mawar indah bertangkai duri.
Tiap malam ia merayap mencumbui pohon randu.
Mereka akan bersenggema dibelai berai kapas.
Sementara kau begitu lelap ditikam gelap.
Esok hari seorang putri mungkin tidur di kakimu.
Tergolek lemah, pucat menyelimuti wajah.
Nyawanya meregang terbang entah ke mana.
Malaikat mengantarkannya memang untukmu.
Jangan kau sia-siakan kebaikan itu, Kamboja!
Biarkan Anggrek melihat akarmu memeluk lembut jemari Putri.
Lumatlah di atas kembangmu yang berserakan merajai tanah,
seperti Anggrek menjamah Randu di bawah naungan kapas.
Anggrek
Akulah benalu manis di tubuhmu,
melilit lembut menyerap sarimu
namun kau tak pernah mengerti mengapa aku bercumbu dengannya,
randu alas di tepian sana.
Kambojaku, bukan aku tak cinta
Tanah telah menjadi debu-debu.
Badan kita menyatu, jiwa kita terpisah jauh
Aku cuma gerimis sepi tanpa derum guruh
Putri cantik mungkin esok datang berlutut di kakimu
Aku tak cemburu, apa artinya bermain api tanpa kayu?
Andai saja mayat-mayat itu bisa bicara, juga nisan penanda empunya,
kita akan mengerti, betapa hidup hanya sementara.
Aku ingin ajarkanmu tentang kenikmatan yang ganjil ini
Kambojaku, marilah, senja sudah jauh menelan cahaya.
Kamboja
Aku tak memiliki gambaran tentang cinta, kasih.
Hari berganti, bunga berguguran: lambai jemarimu
tak membuat aku bergetar.
Salahkah ini?
KERTAS PUTIH
Karya : Priyono Indra
pelangi yang kau gambarkan telah kuterima
pelangi yang kugambarkan
bisakah kaupahami
ketika kupaksa
sejenak aku melihat
sejenak aku memandang
sejenak aku coba memahami
tentang pelangi, maksudmu
bukankah semua mempunyai sisi
bila saja air tak memahami bentuk tanah
mungkinkah ada kerelaan
kita berikan warna ketika sadar
kita berikan bentuk ketika kita memahami
bukan hanya aku atau kamu
tapi kita
sedikit saja waktu ini
sederhanakanlah ketulusanmu
sederhanakanlah keinginanmu
ketika semua mudah
kita harus bahagia
kertas ini tidak terbang
kertas ini tidak berlari-lari
kita sudah punya pena.
dan kertas putih ini ada pada kita
Kamis, 16 Februari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Puisi
BalasHapusDendangkan suara hati
Mengucil kesunyian sepi
Merangkak sulit terperih
Puisi
Simfoni suara mimpi
Menyampaikan isi nurani
Menutup lubang luka hati
Puisi
Berlari mengajak pergi
Menemani sisi hidup sedih
Menghibur cinta yang pergi
by: Iwan
Suka sama puisi "Kertas Putih". :)
BalasHapus